Tuesday, September 20, 2011

BURGERKILL VENOMOUS ALIVE

AKHIRNYA ADA JUGA ANGGOTA SCENE KITA YANG MENGGELAR GIGS TUNGGAL. DAN TAK TERLALU MENGHERANKAN JIKA BAND YANG PERTAMA KALI MELAKUKAN ITU ADALAH BURGERKILL.


SETELAH tertunda, gigs ini akhirnya jadi digelar. Masih di tempat yang sama, yakni Stadion Siliwangi. Berdasarkan pemantauan terakhir pada Senin (19/9), stadion tersebut memang sudah siap lebih siap dibanding semula.
Gigs ini sendiri masih berkaitan dengan promo album Venomous. Album ini sempat diluncurkan pada sesi Bandung Berisik V tempo hari. Tapi, Burgerkill rupanya masih harus menyempurnakan peluncuran album tersebut dengan konser ini. Selain di Bandung, Burgerkill Venomous Alive juga sempat digelar di Jakarta dan Makassar.
Konser ini sangat istimewa, sebab hanya akan diisi aksi Burgerkill. Bahkan durasi acara pun sangat singkat yakni hanya sekitar dua jam.
Khusus untuk di Bandung, Venomous Alive mengusung tagline We Came In Peace. Demi kenyamanan semua, bahkan panitia sudah mengeluarkan sederet pakem agar acara ini benar-benar bisa dinikmati sebagai sebuah pesta megah dari band paling keren yang pernah lahir di kota ini.

ANJURAN
1. Pastikan membeli tiket di tiket box yang ditunjuk resmi oleh pihak penyelenggara.
2. Sangat disarankan untuk membeli pre-sale tiket, dikarenakan mencegah terjadinya antrian panjang di venue dan menjaga agar tidak kehabisan tiket.
3. Tiba di venue minimal dua jam sebelum acara dimulai untuk melakukan penukaran atau pembelian tiket.
4. Turut menjaga keamanan, ketertiban, dan kenyamanan baik sebelum atau pada saat dan sesudah acara berlangsung.
5. Wajib mentaati seluruh peraturan yang diberlakukan oleh pihak penyelenggara.
6. Bersiap menikmati acara dan turut menjadi salah satu bagian dari sejarah konser tunggal musik metal termegah saat ini.

LARANGAN
1. Dilarang berbuat onar, berkelahi atau membuat kerusuhan di area konser.
2. Dilarang membawa minuman keras, atau menggunakan drugs serta obat-obatan terlarang lainnya selama konser berlangsung.
3. Dilarang membawa senjata tajam, senjata api, atau benda yang dapat membahayakan keselamatan nyawa seluruh pengunjung (buckle, spike, etc).
4. Dilarang membawa minuman atau makanan dari luar dalam bentuk apapun.
5. Bagi yang melanggar hal-hal diatas akan dengan tegas dikenakan pasal dan undang-undang yang berlaku, serta akan di proses secara hukum oleh pihak yang berwajib.
Dan satu hal yang harus diperhatikan, jika setiap pagelaran konser berjalan aman, nyaman, serta kondusif, nantinya akan memudahkan semua dalam konser serupa. Hal ini sangat dibutuhkan untuk memulihkan lagi kepercayaan dari beberapa pihak terkait bahwa tidak seluruh nya konser itu identik dengan kerusuhan atau kekerasan.
BURGERKILL VENOMOUS ALIVE
TEMPAT
Stadion Siliwangi, Bandung
WAKTU
Sabtu, 24 September 2011
Pukul 14.00-17.30 WIB
TIKET
Rp 30.000
TICKET SPOT
Omuniuum
Chronic
Riotic
Errorizer
Aesthetic
Arena
Godstore
Bedog Cepot


Rock In Solo 2011

kalo kalian ada yang nggak nonton Rock In Solo 2011 ini ada sedikit liputan dari tetangga sebelah 

Kalau ditanya tentang pagelaran musik cadas terbesar Jawa Tengah tahun ini, pasti semua metalhead akan menjawab secara berjamaah,  Rock In Solo 2011! Setelah ditunggu-tunggu oleh para pemujanya, akhirnya Rock In Solo 2011 kembali digelar pada 17 September 2011. Berharap lebih heboh dari acara serupa tahun sebelumnya, Rock In Solo 2011 menggunakan empat panggung dan menampilkan 40 band cadas serta ‘main course band’ nya menyajikan Oathean, Down For Life, Burgerkill, Kataklysm, Death Angel. Menjadikan mereka sebagai formula cadas tingkat dewa yang siap dikonsumsi.

Bertemakan Heritage Metal Fest 2011, Rock In Solo memilih Alun-alun Utara Solo sebagai  arena eksekusinya. Bukan tanpa alasan lho, panitia memilih tempat ini. Selain lokasinya yang strategis, Alun-alun Utara dipilih karena di masa lalu, tempat ini digunakan sebagai berkumpulnya Raja dengan rakyatnya. Nah, dengan mengambil filosofi itu, Rock In Solo 2011 menjadi tempat berbarisnya  para pasukan metal dihadapan para punggawa cadas lokal dan mancanegara.
Para metalhead terus berdatangan sejak pagi sampai sore, mereka nggak mau melewatkan penampilan band-band lokal dan mancanegara yang beraksi di empat panggung. Dengan ditemani teriknya matahari, band-band seperti Extreme Decay, Raja Singa, Gigantor, Enforce, Deraged dll, menambah panas crowd untuk berheadbang ria. Kawan, ada satu band yang menarik perhatian penonton. Ishtar, band asal Korea yang mengusung genre thrash metal yang dicampur dengan perpaduan gothic metal dan musik orchestra, membuat band yang beranggotakan tiga cewek cantik serta 2 cowok ini terlihat unik. Saat malam menjelang, crowd mulai sesak dijubeli metal militia berpakaian hitam. Tahu nggak kawan, nggak hanya didominasi para metalhead cowok saja lho, banyak juga para metalhead girl yang datang. Wow!

Setelah jeda Magrib dan Isya, perhatian penonton mulai fokus ke panggung A yang memang menjadi  panggung utama di Rock In Solo 2011. Oathean, membuka penampilan sajian utama malam itu. Walaupun band melodic black metal asal korea ini di beberapa menyanyikan lirik dengan bahasa asal mereka, tapi nggak mengurangi rasa musik sehingga masih sedap buat didengar. Setelah  Oathean turun panggung, giliran Down For Life unjuk gigi. Band asli Solo ini memang sudah ditunggu oleh ratusan ‘Pasukan Babi Neraka’ (sebutan untuk fans Down For Life). Hentakan musik metal khas Down For Life ditemani moshing serta sengkarut saling sikut para penonton membuat suasana malam itu semakin asoy! Tahu nggak kawan, Adjie sang vokalis ternyata salah satu orang pencetus dibalik lahirnya metalfest Rock In Solo ini.
Sudah siap buat aksi band berikutnya, kawan remaja? Yes, please welcome…Burgerkill!!! Band asli Ujungberung, Bandung, yang sudah malang melintang diberbagai  metalfest dan  pertunjukan dunia seperti yang tercatat adalah Soundwave 2009 dan Big Day Out 2010. Berpredikat sebagai band cadas berkekuatan paling ‘berbahaya’ di Indonesia, Burgerkill yang beranggotakan Vicky (vokal), Eben (gitar), Agung (gitar), Ramdan (bass) dan Andris (drum) membawakan lagu-lagu maut yang menyebarkan ‘racun’ headbanging, moshing serta stage diving. Mulai dari Age Of Versus, Under The Scars, Through The Shine dan Penjara Batin sukses mengetarkan tanah Solo.  Lagu selanjutnya sperti Shadow Of Shorow, House Of Green, dan Darah Hitam Kebencian menutup penampilan Burgerkill  yang dinyanyikan dengan penuh tenaga dan penghayatan, dan sungguh ini membuat bulu kuduk merinding.

Kawan, tanpa diduga Walikota Solo bapak Joko Widodo datang ke Rock In Solo 2011. Dia mendukung acara ini secara total. Kataklysm, menjadi penampil keempat di Rock In Solo 2011. Band yang terbentuk pada tahun 1991 di Kanada ini mengusung musik deathmetal ala Kataklysm yang terkenal cepat dan brutal. Band yang baru pertama kali berakasi di Indonesia dan langsung singgah di Solo ini. Bahkan sang vokalis, Maurizio Iacono terkesan dengan para metalhead yang menonton aksi mereka yang seakan mempunyi energi super untuk terus berdansa rasa metal tanpa kenal lelah. Hingga saat ini Kataklysm sudah mempunyai 10 album, dengan album terakhir yang mereka rilis pada 2010 lalu, ‘Heaven’s Venom’.

Sekitar jam 11 malam, headliner yang sudah di tunggu akhirnya unjuk gigi. Death Angel, kawan! Yeaaaah! Begitu serdadu Death Angel yang asal Bay Area San Fransisco ini naik panggung, tanpa dikomandoi teriakan langsung terdengar disusul dengan kepalan tangang khas metal dari para penonton. Cuma butuh sepetik raungan distorsi gitar Rob  Cavestany dan Ted Aguilar, sepercik gebukan drum Will Carroll , serta cabikan bass Damien Sisson, oh…total beautiful chaos langsung tercipta. Moshing, stege diving, Slamdancing, headbanging! Whatever you name it! Serangan musik trash metal yang cepat dan rapat serta vocal Mark Osegueda membuat adrenalin semakin terpacu. Dari deretan paling depan sampai hampir paling belakang bergoyang liar penuh semangat. Death Angel menghantam panggung tanpa ampun dengan deretan lagu andalan mereka seperti Evil Priest, Buried Alive, Mistress of pain, Claws In So Deep dan Seemingly. Di setiap jeda antar lagu Mark nggak capek-capeknya mengucapkan terima kasih kepada para metalhead yang datang dan nggak lupa meneriakan Solo dengan lengkingan suaranya yang khas. Lewat tengan malam, sekitar jam setengah dua, Death Angel menutup aksi meraka dengan 3 lagu encorenya. Ada yang seru nih kawan, sang drummer Will Carroll sempat melempar salah satu simbal drumnya ke penonton sebagai kenang-kenangan dari Death Angel.

Dengan sound panggung yang bagus, susunan jadwal yang tertata rapih, serta para pengisi acara yang benar-benar amazing, membuat metalfest Rock In Solo 2011 benar-benar memanjakan para metalhead serta memasukan Rock In Solo sebagai acara metalfest besejarah di Indonesia. Kalau SID bilang Kuta rock city, Suara Remaja bilang Solo metal city . Sampai jumpa di Rock In Solo 2012, kawan!


[SuaraRemajaMerdeka]

Thinking Straight Launching Party

HANYA berselang dua pekan setelah menggelar gigs seronok dalam rangka peluncuran Under 18 Look Inside BDG, Linoleum kembali menghelat pesta sejenis dan di tempat yang sama. Kali ini giliran Thingking Straight yang digarap distro klasik yang bermarkas di Sarijadi tersebut. Linoleum tidak sendiri menggarap hajat ini. Mereka bekerja sama dengan One Truth.
Thingking Straight sendiri adalah band hardcore asal Depok yang sudah jadi bagian keluarga kita. Dan gigs ini adalah dalam rangka peluncuran full lenght kedua Thingking Straight, The Opposite of Ordinary, yang dirilis Linoleum.
Gigs ini menjanjikan sesuatu yang istimewa. Selain venue yang memang sangat privat, jika tidak aral melintang gigs ini akan disemarakkan band hardcore asal Malaysia, Second Combat. Mereka datang ke sini dalam rangka tur Indonesia 2011. Di panggung ini, Thingking Straight juga bakal berbagi keringat dengan Step Ahead, Asia Minor, Final Attack, dan A Thousand Punches.

HINKING STRAIGHT
THE OPPOSITE OF ORDINARY LAUNCHING PARTY

TEMPAT
Fame Station, Jl. Sersan Bajuri 100
WAKTU
Sabtu, 24 September 2011
16.00 s/d 21.00 WIB
LINE UP
Thingking Straight
Step Ahead
Asia Minor
Second Combat
Final Attack
A Thousand Punches
HARGA TIKET
Pre-sale Rp 25.000
On the spot Rp 35.000 (termasuk minuman ringan)
TICKET SPOT
Linoleum Shop, Sarijadi
Deep Insight Shop, Jl. Gurame No.6
Arena Experience, Dago

Save Our Future: Pelajaran Kecil dari Dead Squad

DEATH VOMIT TAMPIL BERINGAS. DEAD SQUAD MENYODORKAN TIPS KECIL TENTANG BAGAIMANA MENAMBAH GREGET PANGGUNG.
MUSIK kita makin menunjukkan bisa menjadi tuan rumah di tanah sendiri. Gambaran itu kembali tersaji di gis Save Our Future: And Tribute For All yang digelar di Yon Armed 4, Cimahi, Minggu (18/9). Sejumlah band dari kota lain tidak ada yang tidak mengaku takjub dengan antusiasme yang mereka saksikan di depan panggung.
“Dulu saya termasuk yang turut jadi saksi bagaimana luar biasanya scene Bandung Underground. Dan sekarang scene ini masih luar biasa,” tutur Iik, gitaris/vokalis Betrayer, yang ditemui selepas manggung.
“Saya tidak heran dengan apa yang saya saksikan malam ini. Saya tahu scene metal di Bandung tidak ada duanya di negeri ini. Death Vomit sangat beruntung bisa kembali mendapatkan kesempatan main di sini,” ungkap Roy Agus, drumer Death Vomit.
Kecuali sempat terhenti karena hujan, Save Our Future berlangsung sesuai dengan harapan. Gigs ini juga mencatat rekor dari segi durasi. Biasanya gigs sudah kelar sekitar pukul 22.00 WIB. Namun, rehat akibat hujan menyebabkan durasi molor luar biasa. Bahkan Dead Squad terpaksa memangkas jatah lagu mereka dan terpaksa menyudahi aksi karena waktu sudah menginjak pukul 00.00 WIB.
Secara keseluruhan, pengemasan Save Our Future layak disemati label keren. Sistem suara sangat memadai. Kualitas panggung juga di atas rata-rata gigs yang biasa digelar di Yon Armed. Penyelenggara rupanya sadar betul Save Our Future bakal jadi altar tempat band dari kota lain beraksi.
Seperti gigs lain, Save Our Future mencapai titik klimaks selepas Maghrib. Ada aksi Betrayer yang sudah sekian lama tidak manggung di sini. Tapi, menu yang disajikan Betrayer rupanya ‘hanya’ jadi hidangan pembuka buat Terror Bleeding yang tampil berikutnya.
Tak percuma Terror Bleeding menyulih musik mereka dari death metal ke black metal. Karakter death metal yang sebelumnya biasa mereka mainkan, membuat black metal ala Terror Bleeding jadi sangat bertenaga. Jika diberi kesempatan menghajar panggung lebih banyak, mereka nicaya bakal jadi band besar di kemudian hari. Sekaligus menghela gerbong black metal yang belakangan mulai dipacu agar melaju lebih kencang di gigs musik bawah tanah kota ini.
Setelah Terror Bleeding, penonton disuguhi Infamy yang seperti biasa tampil sangat impresif. Sempat diselingi Maelstrom yang menyuguhkan death metal klasik, penonton dibuat terkejut karena The Cruel ternyata bisa tampil. Sebelumnya Butche Mario dan kawan-kawan sempat menyatakan urung tampil di Save Our Future karena gitaris mereka menderita sakit. “Tapi, demi kalian, gitaris kami memaksakan diri untuk tampil,” teriak Butche sebelum memulai aksi The Cruel.
The Cruel jadi penampil yang menyuguhkan menu spesial. Selain membawakan satu lagu dari Malevolent Creation, mereka menutup aksi dengan sebuah kolaborasi memikat dengan grup hiphop Eyefeelsix. Mereka membawakan lagu klasik milik Helmet, Just Another Victim.
Suhu sedikit menurun ketika ESA tampil setelah The Cruel dengan suguhan rock. Dan itu dimanfaatkan penonton untuk menyimpan tenaga buat empat penampil terakhir yang sudah pasti butuh energi tidak sedikit. Dajjal langsung menebar kegilaan begitu Barock tampil di atas panggung. Mereka menghajar adrenalin penonton tanpa ampun. Barock menutup aksi Dajjal dengan melompat dari atas panggung ke tangah-tengah penonton.
Siksa Kubur mengulangi kengerian yang sempat mereka tebarkan sepekan sebelumnya di tempat yang sama dalam acara Cimahi Bergetar 5. Secara sadar malam itu mereka sengaja tidak memainkan lagu-lagu yang sudah disuguhkan di Cimahi Bergetar. Tentara Merah Darah yang jadi lagu wajib Siksa Kubur, dicoret dari song list.
Sayang, Siksa Kubur harus mengurangi satu dari tujuh lagu yang hendak mereka geber. Tapi, hal itu sama sekali tidak mengurangi kegagahan Japra dan kawan-kawan. Band asal timur Jakarta ini menutup aksi dengan Pasukan Jiwa Terbelakang.
Penampil berikutnya, Death Vomit, seolah tahu apa yang harus dilakukan. Band asal Yogyakarta ini tampil sangat luar biasa. Kemasan sound yang mereka racik cukup dijadikan landasan untuk menyebut Death Vomit sebagai penampil terbaik di Save Our Future.
Akan tetapi, band yang tampil terakhir sudah pasti jadi alasan utama mengapa penonton berbondong-bondong meluruk Yon Armed hari itu. Sempat diganggu persoalan teknis pada mixer, Dead Squad mafhum apa yang harus dilakukan sebagai penampil terakhir.
Bahkan malam itu Dead Squad memberi pelajaran kecil buat kita tentang bagaimana menambah greget penampilan. Bukan hanya menyiapkan teknis tata-suara sebaik mungkin, mereka juga sengaja memboyong dua buah backdrop yang ditaruh di kanan dan kiri. Untuk sebagian orang, aspek ini boleh jadi sepele. Tapi untuk beberapa orang, apa yang dilakukan Dead Squad menjadi sangat berarti, terutama bagi para pekerja media.
Untuk urusan latar panggung, panitia juga telah menempuh tindakan keren. Gambar backdrop hanya diisi nama acara. Tidak seperti kebanyakan gigs yang menempelkan seluruh penampil berikut jejeran sponsor. Dan ini membuat mata terasa nyaman melihat seluruh aksi band, baik yang tampil siang maupun malam. Siyahhh on next gigs, Familia!!!